Desa Hilir, 22 Mei 2024. Dalam upaya meningkatkan kualitas pengelolaan perpustakaan desa, Desa Hilir ikut menjadi peserta Bimbingan Teknis (Bimtek) yang fokus pada strategi Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial (TPBIS) di Pontianak. Kegiatan ini bertujuan untuk mengoptimalkan pemanfaatan perpustakaan desa dalam berbagai bidang kehidupan, sehingga masyarakat dapat memanfaatkan perpustakaan sebagai sumber literasi yang bermanfaat. Bimtek ini diadakan dengan harapan dapat meningkatkan kualitas hidup masyarakat dalam bidang pengetahuan umum, pendidikan, kesehatan, kesejahteraan, serta sebagai tempat pelestarian nilai budaya.
Sekretaris Desa Hilir, Bapak Nur Hidayat, S.Pd, menyampaikan bahwa perpustakaan desa harus menjadi pusat informasi dan pengetahuan yang inklusif. “Dengan strategi TPBIS, perpustakaan desa dapat berfungsi lebih optimal, bukan hanya sebagai tempat membaca, tetapi juga sebagai ruang untuk meningkatkan keterampilan hidup dan kesejahteraan masyarakat,” ujar beliau.
Strategi TPBIS berfokus pada beberapa aspek utama:
- Inklusi Sosial: Perpustakaan harus mampu menjangkau seluruh lapisan masyarakat tanpa terkecuali, memberikan akses yang setara terhadap informasi dan pengetahuan.
- Peningkatan Keterampilan: Menyediakan pelatihan dan workshop yang relevan dengan kebutuhan masyarakat, seperti keterampilan digital, kewirausahaan, dan kesehatan.
- Kolaborasi Komunitas: Membangun kerjasama dengan berbagai pihak seperti sekolah, organisasi masyarakat, dan lembaga pemerintah untuk mendukung program-program perpustakaan.
- Pelestarian Budaya: Memfasilitasi kegiatan yang mendukung pelestarian budaya lokal, seperti pameran budaya, pelatihan kesenian tradisional, dan dokumentasi sejarah lokal.
Kepala Desa Hilir, Bapak Ashadi Cahyadi, S.Pd, sangat mengapresiasi informasi yang disampaikan oleh Sekdes Hilir. Menurut beliau, peningkatan literasi adalah salah satu kunci utama dalam pembangunan masyarakat. “Ini bagus untuk kemajuan masyarakat, terutama dalam bidang melek literasi. Literasi adalah kemampuan seseorang dalam mengolah dan memahami informasi saat melakukan proses membaca dan menulis. Literasi memerlukan serangkaian kemampuan kognitif, pengetahuan bahasa tulis dan lisan, pengetahuan tentang genre dan budaya,” ungkapnya.
Selain itu, Bapak Ashadi juga menyampaikan pentingnya memiliki gedung perpustakaan yang representatif dan nyaman. “Perpustakaan desa harus memiliki gedung tersendiri dengan ruang baca yang nyaman sehingga dapat menarik minat masyarakat, terutama pelajar dan mahasiswa,” tambahnya.
Dengan adanya Bimtek ini, diharapkan pengelola perpustakaan desa dapat meningkatkan kapasitas dalam mengelola perpustakaan secara lebih profesional dan inovatif. Melalui strategi TPBIS, perpustakaan desa diharapkan dapat menjadi pusat pemberdayaan masyarakat, mendukung peningkatan literasi, dan melestarikan nilai-nilai budaya lokal. Inisiatif ini diharapkan dapat berkontribusi secara signifikan dalam peningkatan kualitas hidup masyarakat Desa Hilir dan sekitarnya.